Ragam  

Bertepatan Sumpah Pemuda, Syekh Panji Gumilang Letakkan Batu Penjuru Politeknik Tanah Air Indonesia Raya di Al-Zaytun


Bagikan:

Wartanasrani.com, Indramayu – Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Syekh Abdulsalam Rasydi Panji Gumilang, secara resmi melakukan peletakan batu penjuru sebagai tanda dimulainya pembangunan Politeknik Tanah Air Indonesia Raya (PTAIR). Upacara simbolis ini digelar di Blok Maskumambang, kawasan Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, pada Selasa (28/10/2025).

Momen bersejarah yang diinisiasi oleh Lembaga Pendidikan Keadilan Sosial Indonesia Raya (LEKAS Indonesia Raya) ini sengaja dilaksanakan bertepatan dengan Peringatan Sumpah Pemuda.

Dalam sambutannya, Syekh Panji Gumilang menjelaskan bahwa PTAIR didirikan dengan tujuan utama untuk menciptakan dan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) dengan kualifikasi handal. Politeknik ini akan fokus pada pendidikan vokasi dengan ilmu terapan di bidang pertanian, peternakan, dan teknik mesin.

Syekh Panji Gumilang secara tegas mengkritik sistem pendidikan nasional saat ini. Menurutnya, Indonesia akan lebih cepat maju jika proporsi pendidikan diubah.

“Seharusnya di Indonesia pendidikan lain cukup 10 persen, sebaliknya pendidikan politeknik 90 persen. Dengan demikian, Indonesia akan mampu menyiapkan tenaga-tenaga tidak hanya terampil dan unggul di bidangnya tetapi siap pakai untuk kemajuan Indonesia,” tegasnya.

Ia juga mengkritik kurikulum vokasi yang berlaku saat ini dan mendorong keberanian untuk merombaknya dengan kurikulum pembaruan yang fokus pada kinerja dan kerja.

“Lebih baik menciptakan ciri sendiri karena lebih tepat diterapkan di Indonesia,” tambahnya, menegaskan bahwa pendidikan PTAIR tidak akan berafiliasi ke Amerika atau China.

Di hadapan Bupati Indramayu, Lukman Hakim, yang turut hadir, Syekh Panji Gumilang secara khusus meminta kesediaannya untuk menjadi penasihat panitia pembangunan politeknik tersebut.

Dukungan Penuh Bupati Indramayu

Bupati Indramayu, Lukman Hakim, menyampaikan kekagumannya terhadap keasrian dan pengelolaan lingkungan di Al-Zaytun. Ia bahkan mengaku “merasa tertampar” melihat realita bahwa masyarakat umumnya lebih suka menebang pohon daripada menanam.

Baca Juga  SUKSES RAKERNAS III, BAWA PEWARNA ID KE ISTANA NEGARA

“Saya tadi bertekad bahwa Pemprov Indramayu harus memiliki alat pemindah pohon, sehingga nanti dapat lebih melestarikan lingkungan,” ujar Lukman.

Bupati bertekad mengubah citra Gantar, lokasi Al-Zaytun yang dulu dikenal sebagai “tempat pembuangan jin anak”, menjadi pusat keramaian, teknologi, dan pertanian modern. Ia berjanji akan mengusahakan realisasi exit toll dan perbaikan jalan untuk mempermudah akses ke kawasan tersebut.

“Kehadiran Politeknik ini nanti tidak hanya mendukung industrialisasi pertanian tetapi bisa memberikan nilai tambah lebih. Sehingga nanti Kabupaten Indramayu tidak lagi dicap kabupaten miskin,” harapnya.

Membangun Jiwa di Hari Sumpah Pemuda

Ketua Panitia, Triatmo, menegaskan bahwa pemilihan tanggal 28 Oktober bukan sekadar untuk pembangunan fisik, tetapi juga untuk “membangun jiwa” sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda.

“Motto kami (Politeknik) adalah Menanam Kesadaran Menumbuhkan Kemanusian. Kami tidak hanya menanam padi, tetapi menanam kesadaran jiwa,” ungkap Triatmo.

Dukungan kuat juga datang dari berbagai kalangan akademisi yang hadir. Prof. Dr. Ciek Julyati Hysam dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) berharap PTAIR dapat menjadi standar baru politeknik di Indonesia.

Sementara itu, Prof. Hamidah Abdulrachman, Guru Besar Hukum Universitas Gunung Jati, menyoroti urgensi pendidikan vokasi. “Faktanya 60 persen pengangguran berasal dari ilmu sosial termasuk dari lulusan hukum. Sekolah ini harus menjadi laboratorium dan mampu mempraktekkan ilmu langsung agar lulusannya siap kerja,” tuturnya.

Acara peletakan batu penjuru ini dihadiri ribuan tamu, termasuk pelajar, santri, dan sivitas akademika. Meskipun gerimis sempat turun di tengah acara, prosesi tetap berjalan lancar dan khidmat dengan dipindahkan ke Masjid Al-Zaytun.