BINCANG SORE BERSAMA KETUA BPD BEKASI GBI, PDT. SAHALA NAINGGOLAN: ADA LIMA GONCANGAN YANG AKAN DIHADAPI GEREJA.
Redaksi Wartanasrani 16 April 2020BEKASI, WARTANASRANI.COM – Pandemi Covid-19 di Indonesia kian hari kian meningkat. Terhitung hari ini, tanggal 16 April 2020, Juru Bicara Pemerintah Terkait Penanganan Wabah Virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang ditayangkan You Tube BNPB, Kamis (16/04/2020), sudah tercatat yang positif 5.516 kasus, sembuh 448 sembuh, dan meninggal 496 kasus. Tak bisa dipungkiri, pandemi Covid-19 ini sangat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat dan kehidupan pelayanan gereja.
Ditemui di kediamannya, kompleks perumahan Kota Harapan Indah Bekasi, Rabu (15/04/2020), Ketua BPD Bekasi GBI, Pdt. Sahala Nainggolan, M.Th menyampaikan pandangan dan harapannya terkait wabah Covid-19. Secara gambalang, Pdt. Nainggolan menuturkan lima goncangan yang melanda gereja di hari-hari ini.
“Memang kita tidak bisa pungkiri, pandemi Covid 19 ini sangat berpengaruh,” tuturnya singkat membuka bincang-bincang santai sore itu.
“Tahun 2018, 2019 dan awal tahun 2020, saya menyampaikan khotbah pada jemaat, dimana dalam khotbah tersebut, saya menjelaskan ada 5 goncangan yang akan terjadi yaitu; goncangan iman, keluarga, kesehatan, keuangan dan goncangan diri sendiri,” tuturnya lagi.
Lebih jelas gembala GBI Kasih Karunia Harapan Indah ini meyakini bahwa apa yang telah ia khotbahkan (5 goncangan) sedang terjadi dalam kehidupan berbangsa dan berjemaat.
“Nah, hampir tiga tahun ini saya berkhotbah menyinggung hal ini dan ternyata terjadi! Goncangan iman dimana orang berpindah agama, goncangan keluarga terjadi penceraian dan jadi berantakan. Kemudian goncangan kesehatan yang sekarang terjadi, dimana kita semua mengharapkan tidak terjadi sebab berdampak pada gonjangan ekonomi dan melumpuhkan sendi-sendi kehidupan sekarang. Kemudian goncangan diri sendiri yang paling parah membuat orang tidak stabil, iman dan roh tidak stabil juga gampang putus asa,” urainya.
Oleh karenanya, Ketua BPD Bekasi GBI periode 2018-2022 mengajak hamba-hamba Tuhan untuk terus memberitakan firman Tuhan bahwa apa yang terjadi hari-hari ini adalah penggenapan firman Tuhan.
“Tugas kita sebagai gereja memberikan firman kepada jemaat bahwa ini adalah pengenapan firman Tuhan, seperti tertulis di kitab 2 Timotius:1, bahwa menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kali, akan muncul kesukaran yang besar, salah satunya termasuk hal ini (Pandemi Covid-19), yang terjadi sekarang,” tuturnya.
“Jadi semua orang Kristen harus siap menghadapi, tetapi ini belum seberapa menurut saya. Oleh karena itu, pihak gereja harus terpanggil untuk mempersiapkan jemaatnya,” tuturnya lagi.
Terkait adanya pendapat yang mengatakan bahwa “kita jangan takut menghadapi virus ini, karena ada Tuhan”, dengan bijak Pdt. Nainggolan menyampaikan pendapatnya dilihat dari tanggung jawab orang percaya dan tanggung jawab Tuhan.
“Memang kita tahu semua ini atas seijin dari Tuhan. Tetapi kita punya bagian dalam tanggung jawab, ada tanggung jawab kita sebagai orang percaya dan ada tanggung jawab Tuhan. Dimana tanggung jawab kita dalam masalah ini, menjaga kesehatan dan mempersiapkan diri, kalau tidak pasti terkena wabah corona ini. Kemudian jangan mentang-mentang kita punya iman, lalu menggampangkan Tuhan, itu tidak boleh. Menganggap atau berfikir pasti sembuh karena ada mujizat. Jadi kita juga ada tanggung jawab pada Tuhan,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Pdt. Sahala Nainggolan juga menuturkan beberapa persoalan yang dihadapi oleh seorang gembala akibat wabah Covid-19 dan permasalahan Ibadah Online.
“Memang permasalah virus ini dampaknya sangat terasa sekali dan masalah ibadah secara online ini memang tidak maksimal karena jemaat itu banyak dari berbagai latar belakang baik dari segi ekonomi maupun usia. Llalu bila kita live streaming, tidak semua orang bisa mengikuti terutama banyak orang tua yang tidak mengikuti perkembangan tehnologi sehingga tidak bisa menggunakan alat tersebut. Intinya memang tidak maksimal,” terangnya.
“Lalu secara ekonomi memang ada dampaknya, dimana persembahan jadi menurun, dimana penggunaan anggaran persembahan, kita gunakan buat gereja dan orang yang bekerja di gereja, seperti contoh; cleaning servis , satpam dan pekerja di gereja,” terangnya lagi.
“Memang dari segi positifnya ibadah secarai online ini bisa menjangkau segala pelosok sampai keluar negeri, tetapi yang kita utamakan internal kita, yaitu jemaat di gereja kita sendiri. Kalau dikatakan secara untuk umat memang bermanfaat tetapi tidak secara langsung. Sentuhan itu penting dari pada lewat media sosial. Sebab keakraban bisa terlihat disitu, sehingga pelayan bisa lebih ekfekti dan jauh lebih bagus daripada tayangan, tambah Pdt. Nainggolan.
Disinggung soal sikap hamba Tuhan yang tidak terbuka bila terkena Virus Corona, Pdt. Nainggolan pun menuturkan soal pentingnya keterbukaan, jangan sungkan dan gengsi.
“Mungkin ada rasa sungkan dan gensi. Bagi sebagian orang, yang namanya hamba Tuhan pasti dekat pada Tuhan, jadi malu mengakui. Justru harus berani mengakui agar bisa sembuh,” tegasnya.
Pada bagian akhir pembicaraan, Ketua BPD Bekasi GBI ini menyampaikan harapannya dan mengajak semua umat Tuhan untuk terus berdoa supaya wabah Covid-19 segera selesai.
“Pertama, saya akan terus berdoa supaya masalah wabah ini cepat selesai dan saya mengimani terhadap doa saya, agar tanggal 15 Mei itu, sudah bisa kebaktian kenaikan, sebab saya sudah programkan disini kebaktian gabungan dari anak sampai dewasa, juga umum,” harapnya.
“Tetap kita berdoa supaya Tuhan tolong kita! Dan kita sebagai hamba Tuhan, terus mempersiapkan jemaat agar bisa kuat menghadapi krisis ini dan melewati dengan baik. Dengan cara melalui grup whatsaap dan media sosial lainya, untuk pesan himbauan agar kita kuat menghadapi krisis ini. Kesulitan pasti terjadi tapi kalau Tuhan menyertai kita, pasti Tuhan menolong kita,” harapnya lagi
Secara khusus Pdt. Nainggolan mengajak semua umat untuk tetap mengikuti anjuran pemerintah. Ia juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi pada para dokter, perawat yang bertugas di garis depan dalam menghadapi wabah virus corona.
“Ikutilah anjuran pemerintah, kemudian tidak lupa saya mengucapkan terimakasih tak terhingga pada dokter, perawat juga relawan yang tergabung di tim medis sebab mereka garda terdepan dalam menghadapi virus Covid-19,” tutupnya mengakhiri bincang-bincang. (*)