COVID-19: ANTI KRISTUS atau ALAT KRISTUS, Antara Keyakinan dan Fakta

Gambar Ilustrasi

WARTANASRANI.COM - Topik tentang COVID-19 terus menjadi perbincangan yang hangat setiap hari di semua lapisan masyarakat di seluruh dunia. Bukan hanya karena virus Corona yang lahir di akhir 2019 ini membawa maut, tetapi juga karena adanya berbagai macam cara pandang dan keyakinan religius terhadap wabah Virus Corona. Melalui tulisan yang singkat ini, penulis mencoba menelusuri dan menghimpun informasi tentang wabah COVID-19 ini bagian dari antikris atau bukan.

1. COVID-19 – ANTI KRISTUS ?

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa di dalam aliran kharismatik yang diutamakan adalah pengalaman-pengalaman spiritual. Secara doktrinal, kaum kharismatik menenkankan penggenapan nubuatan-nubuatan, yaitu nubuatan-nubuatan para nabi, terutama yang bersifat futuristik, dan yang berkaitan dengan akhir zaman. Setiap peristiwa yang terjadi, entah di bidang politik, ekonomi, sosial, atau fenomena-fenomena alam, selalu dilihat dan dimaknai sebagai penggenapan dari nubuatan-nubuatan Alkitab dan merupakan tanda-tanda akhir zaman. Mereka membaca semua peristiwa historis atau fenomena  dengan menggunakan kacamata rohani, maksudnya diberi makna rohani.

COVID-19, atau Corona Virus Disease 2019, yang mematikan itu, kemunculannya di Wuhan dan penyebarannya ke seluruh dunia, tak pelak lagi,  dilihat oleh kaum kharismatik sebagai pertanda kemunculan sang antrikris. Maka dunia Medsos pun langsung dibanjiri oleh berbagai pernyataan dan interpretasi khas kharismatik. Mereka dengan mudah mengutip teks-teks Alkitab di sana sini tanpa menghiraukan konteks dari teks-teks tersebut dan tanpa peduli ada atau tidak relasi antar teks-reks yang dikutip.

Beberapa pernyataan atau penjelasan interpretatif yang meramaikan dunia Medsos kaum karismatik dapat dikutip kembali di sini.

Virus Corona Dikaitkan dengan Angka Setan 666

Media Online, INDOZONE, mengulas tentang asumsi yang mengaitkan Virus Corona dengan angka 666. “Anda mungkin sering mendengar angka 666 yang penuh konspirasi. Banyak orang yang menyebutnya angka setan. Bilangan ini juga dikenal sebagai "jumlah binatang" atau beast dalam Perjanjian Baru atau segala sesuatu yang berbau satanisme dan Antikristus. Baru-baru ini banyak di grup Whatsapp beredar informasi teori konspirasi yang mengaitkan pandemi Virus Corona atau COVID-19 dengan angka setan 666. Jika dipecah, CORONA  terdiri dari 6 huruf. Jika masing-masing alfabetnya diubah ke dalam angka, maka akan membentuk: C=3, O=15, R=18, O=15, N=14, A=1. Jika angka-angka ini dijumlahkan, maka hasilnya adalah 66. Jika digabungkan dengan kata "corona" yang memiliki 6 huruf, maka hasilnya adalah 666”.

Selanjutnya, masih di INDOZONE, dijelaskan bahwa gara-gara angka 666 ini dikaitkan dengan antikris, beberapa perusahaan besar pernah dituding sebagai kaki tangan setan. Pada Tahun 1999, ketika Intel memperkenalkan Pentium III 666 Mhz, banyak orang menuding Intel sebagai kaki tangan setan. Oleh sebab itu, Intel terpaksa mengumumkan produknya sebagai Pentium III 667 sebagai pembulatan dari 666,666 MHz. Bukan hanya Intel, dalam dunia industri komputer, nama Bill Gates pun terkena imbasnya. Nama Bill Gates III, jika dikonversi ke dalam kode ASCII (American Standars Code for Information Interchange) akan berjumlah 666. Demikian juga dengan MS-DOS 6.21 dan Windows 95”.

Virus Corona dan Murka Allah

Media WE Online menceritakan, seorang evangelis Amerika Serikat mengklaim bahwa virus corona jenis baru, 2019-nCoV, yang sudah membunuh ribuan orang di China dan menyebar di berbagai negara, merupakan azab Tuhan. Malaikat maut sudah dikirim untuk membersihkan planet Bumi dari para pendosa. Virus itu dimulai di China karena "pemerintah Komunis yang tidak ber-Tuhan menganiaya orang-orang Kristen dan melakukan aborsi paksa. Tuhan akan membersihkan banyak dosa dari planet ini. Ada orang-orang yang keji dan menjijikkan di negara ini sekarang, melampaui anak-anak kecil, menyesatkan mereka.

Kaum kharismatik dan sebagian hamba-hamba Tuhan Pentakosta di Indonesia juga meyakini bahwa virus Corona adalah sebuah bencana yang dirancang oleh sang antikris. Pernyataan sepotong-sepotong dari kelompok penganut Corona sebagai antikris, hampir setiap hari menghiasi Medsos, entah itu di FB, di YouTube, atau di grup-grup WA, bahkan sampai di khotbah-khotbah dalam gereja.

Melalui YouTube, seorang hamba Tuhan berceramah tentang akhir zaman mengatakan bahwa ‘Virus Corona adalah langkah awal dari Antikris’. Dalam sebuah Website luar negeri bernama ‘After the Warning’, yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia, seorang wanita Katolik bernama Julie Wedbee, mengaku mendapat pesan dari surga tentang Virus Corona dan Antikris. Di Indonesia banyak hamba Kharismatik menganggap bahwa bukti Corona sebagai antikris adalah ditiadakannya ibadah-ibadah di gereja. Ada pula hamba Tuhan yang terus sibuk mencocok-cocokkan atau mencari-cari salah satu di antara tujuh meterai murka yang bisa ditempeli nama Corona, atau yang bisa dianggap sebagai Corona.

Sebuah media online yang bernama ‘Jalan Iman.com’ mengulas pendapat kaum kharismatik yang menghinakan Corona dengan akhir Zaman: Virus Corona Peringatan Tanda Zaman. Peringatan Yesus bahwa menjelang hari kiamat akan muncul penyakit sampar tidak perlu mengejutkan kita. Yesus mengatakan, “Dan apabila kamu mendengar… janganlah kamu terkejut..” Lukas 21:9. Penyakit sampar hanyalah salah satu dari sekian banyak peristiwa yang menjadi tanda-tanda kesudahan zaman. Saat ini tanda zaman yang muncul adalah penyakit sampar Virus Corona. Lihatlah bagaimana virus ini mewabah lintas Negara dan membuat dunia terkejut, dan pemerintah Negara-negara dengan sigap mengantisipasi penyebarannya”.

2. APA ITU ANTIKRIS?

Untuk membuktikan bahwa COVID-19 benar-benar adalah alat antikris, lebih dahulu perlu dipahami siapa, seperti apa, dan bagaimana si antikris  atau antikristus itu.  Kata antikris atau anti Kristus dapat mempunyai dua arti, yaitu 1)”menentang Kristus", dalam artian seseorang atau suatu kekuasaan yang menentang Kristus dan karya Kristus, 2) "pengganti Kristus", artinya, seseorang atau suatu kekuasaan, atau suatu institusi” yang "mengambil tempat Kristus", atau seorang "Kristus palsu".   

Yohanes mengatakan bahwa antikristus adalah siapa pun yang sengaja menyebarluaskan kebohongan tentang Yesus Kristus dan ajaran-Nya. Rasul

Yohanes menyebutkan ”ada banyak anti-kristus”. Jadi menurut Yohanes,  antikristus itu bukan hanya satu orang saja. Si Antikris bisa komunitas orang, bisa organisasi, bisa lembaga politik atau kekuasaan, bisa berupa ajaran, yang    menyebarluaskan kebohongan tentang Yesus. Antikris tidak mengakui Yesus Kristus sebagai Mesias, dan membuat orang bingung tentang hubungan antara Allah dan Putra-Nya, Yesus Kristus. Antikris bisa juga mengaku sebagai kristus atau wakil-wakil Kristus – 1 Yoh. 2:18-22

3. COVID-19 – ALAT KRISTUS?

Terlepas dari adanya berbagai keyakinan yang didasarkan atas tafsiran-tafsiran atau asumsi-asumsi terhadap teks-teks kitab suci, COVID-19 memunculkan FAKTA YANG BERBEDA dari keyakinan-keyakinan yang disebutkan di atas. Paling sedikit ada tiga (3) fakta yang menunjukkan bahwa Virus Corona berbeda dari karakter antkris atau tidak sesuai dengan atribut-atribut yang melekat pada sosok si antikris.

Fakta 1:

Sejak munculnya di Wuhan Tiongkok, COVID-19 dengan semua aspek atau semua pihak yang berkaitan dengan masalah Corona, belum pernah ada, dan belum pernah muncul sebuah pernyataan dari siapapun, belum pernah ada gerakan apapun, dan belum pernah ada propaganda atau provokasi yang menentang keyakinan kepada Yesus Kristus, atau yang mendiskreditkan ketuhanan Yesus Kristus, atau yang menganiaya orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Dengan kata lain, bila Corona dicap atau diyakini sebagai alat antikris, keyakinan itu tidak sesuai dengan fakta, karena tidak ada sedikit pun yang berkaitan dengan Corona, yang anti pada Kristus.

Bahwa ada banyak orang yang jadi korban COVID-19, itu tidak bisa dijadikan acuan, karena yang meninggal akibat COVID-19, bukan hanya orang-orang yang mengikut Kristus, malahan mungkin lebih banyak yang tidak percaya Kristus. Lagi pula, ada banyak peritiwa (bencana) lainnya yang juga menelan banyak korban jiwa, tetapi tidak serta merta disebut sebagai antikris, misalnya bencana Tsunami, bencana gempa bumi, bencana banjir, bencana longsor, bencana kelaparan, dan bencana-bencana wabah lainnya.

Fakta 2

Kemunculan COVID-19 telah membangkitkan kesadaran, kehausan, kelaparan  dan kebutuhan di dalam diri manusia akan Tuhan Yesus Kristus. Tidak ada yang bisa menyangkali fakta ini. Perhatikanlah, setiap kali kita membuka Medsos, kita disuguhi dengan berita-berita, baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk YouTube, tentang gerakan doa masal, atau gerakan masal mencari Tuhan, atau gerakan pertobatan masal. Gerakan masal ini terjadi hampir seluruh belahan bumi yang dilanda wabah Corona. Di berbagai negara atau daerah yang tidak mayoritas muslim, gerakan doa masal ini dilakukan di jalan-jalan raya, di trotoar-trotoar, di mall-mall, di kantor-kantor, di markas-markas tentara dan polisi di supermarket-supermarket, bahkan Rumah sakit-rumah sakit.

Beberapa kutipan berikut ini adalah pernyataan atau ungkapan-ungkapan kekaguman melihat apa yang sedang terjadi, tepatnya apa yang sedang lakukan Allah, di tengah-tengah cengkraman virus Corona. Gerakan doa dan pertobatan masal sedang terjadi di berbagai negara, sesuatu yang sedang terjadi dalam sejarah kekristenan.

Di AS, seseorang menulis di FB: “How Amazing it is to see these Men praying together with police officers in the street. The World is turning to Jesus through Corona Virus. Praise God”. Di FB lainnya seseorang menulis: ‘These employees know that their help comes from Jesus’

Di FB yang satu lagi, sesorang menulis: This hospital comes together to pray and worship JESUS through this virus. Medical Tim all over The World are turning to Jesus through this Virus. Even the Children are turning back to our God.. They are worshipping Jesus.. Praise God somebody. People all around the world are turning to Jesus for healing in their land.

Di Spanyol: Nyanyian ‘BECAUSE HE LIVES’ - bergema setiap saat ketika mereka berlutut berdoa dan menangis di jalan-jalan raya dan di trotoar-trotoar, bahkan sampai di gang-gang.

Di Brazil, seseorang menulis di FB: Through covid-19, the people of Brazil are turning to Jesus to heal their land.

Di Honduras seseorang menulis: People of Honduras turn to Jesus and Rise up to Worship and pray for the nation.

Di Guatemala ada yang menulis: ‘They are turning and Call on the Name of Jesus in Guatemala’

Bagaimana di indonesia? Salah satu anjuran yang selalu disampaikan oleh pemerintah dan pihak-pihak yang berwewenang sejak virus Corona merajalela adalah beribadah di rumah. Sejauh ini belum pernah ada anjuran, pernyataan, atau gerakan yang mendompleng peritiwa Corona untuk menentang, atau melawan, atau mendiskreditkan nama Yesus Kristus, atau menganiaya para pengikut Yesus Kristus. Malahan sebaliknya, sejak adanya himbauan social distancing dan physical distancing, gerarakan penginjilan di indonesia terjadi secara besar-besaran dan masif. Anda ingin bukti? Bukalah FB Anda. Begitu Anda online, yang muncul pertamakali adalah pengkhotbah. Dan jika  Anda mempunyai 1000 friends pendeta, maka Anda akan melihat dan mendengar 1000 pendeta memberitakan Injil dengan bebas melalui Medsos. Gerakan penginjilan dan kebebasan menginjil yang terjadi saat ini, juga belum pernah terjadi dalam sejarah kekristenan di Indonesia. Ini semua adalah dampak dari COVID-19.

Fakta 3

Sesuai dengan namanya,  ANTIKRIS atau ANTIKRISTUS adalah sosok atau gerakan, atau  kekuasaan yang melawan atau yang anti terhadap Kristus atau melawan Allah.  Oleh karena anti atau memusuhi Allah, antikris akan menghujat Allah, menghujat nama Allah, dan menghujat semua yang ada di surga. Si antikris akan melakukan penindasan dan penganiayaan secara besar-besaran terhadap para pengikut Kristus.

Kenyataan yang sedang terjadi di depan mata kita saat ini di tengah-tengah wabah virus Corona justru KONTRADIKTIF dengan apa yang seharusnya terjadi bila si antikris muncul. Di tengah-tengah situasi bayang-bayang maut akibat Cengkraman virus Corona, yang terjadi justru bangsa-bangsa bangkit memuja dan menyembah Tuhan. Tanpa ada yang memprakarsai, atau yang mengomando, atau yang menganjurkan, hampir seluruh penduduk dunia  sujud dan bertekuk lutut merendahkan diri di hadapan Allah. Jika Anda melihat secara kritis situasi global saat ini, Anda akan terkejut melihat fakta bahwa saat ini gerakan penginjilan dan kebangunan rohani, yang diikuti oleh gerakan pertobatan sedang terjadi secara dahsyat di seluruh dunia. Gerakan penginjilan dan pertobatan masal yang sedang terjadi di seluruh dunia saat ini tidak lagi membutuhkan penginjil yang hebat, atau pengkhotbah yang luar biasa, atau hamba Tuhan yang naik turun surga dan masuk keluar naraka. Saat ini Allah sendiri yang sedang beraksi dengan kekuatan kuasa-Nya di alam semesta. Allah sedang bergerak dan beraksi ketika seluruh bangsa sedang menghadapi ancaman virus Corona..

4. LANTAS...

Melihat fakta-fakta atau fenomena-fenomena religi yang muncul di tengah Cengkraman virus Corona, dan dengan menggunakan PENALARAN YANG SEHAT, sangat SULIT  untuk menerima dengan AKAL SEHAT jika COVID-19 atau Virus Corona Disease yang muncul di akhir tahun 2019 disebut, atau dianggap, atau diyakini sebagai langkah awal antikris atau sebagai bagian dari skenario antikris. Jadi, COVID-19 – Alat Anti Kristus atau Alat KRISTUS, tergantung pada KONDISI AKAL Anda.

Amin......Gbu all.

Judul Artikel:  COVID-19: ANTI KRISTUS atau ALAT KRISTUS (Antara Keyakinan dan Fakta)

Penulis: Dr. S. Tandiassa