IBRAHIM TUNGGUL WULUNG, Misionaris Pribumi Yang Sukses di Tanah Jawa

Konferensi Pers Pelaksanaan Sendratari IbrahimTunggul Wulung Kerjasama PGIW DKI Jakarta dan GITJ

JAKARTA, WARTANASRANI.COM – Tidak banyak yang tahu siapa sebenarnya Ibrahim Tunggul Wulung (1800-1885) yang ternyata adalah tokoh pekabar Injil pribumi di tanah Jawa, yang mengembara untuk memberitakan Injil ke berbagai tempat di pulau Jawa. Lewat pagelaran sendratari Ibrahim Tunggul Wulung, Komisi Pekabaran Injil PGI Wilayah DKI Jakarta bekerjasama dengan Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ) Banyutowo – Pati Jawa Tengah, mengungkap peran sosok misionaris pribumi ini, Rabu (11/07/2018).

Suasana Pagelaran Sendratari Ibrahim Tunggul Wulung

“Penyelenggaraan Pagelaran Sendratari Ibrahim Tungul Wulung bertujuan untuk menyebarluaskan sejarah pekabaran Injil yang dijalankan oleh Eyang Ibrahim Tunggul Wulung,” ungkap Ketua Komisi Pekabaran Injil PGIW DKI Jakarta, Pnt. Dr. Merphin Panjaitan, M.Si., saat menjelaskan beberapa tujuan pelaksanaan Pagelaran Sendratari Ibrahim Tungul Wulung.

Terdiri Tiga babak dengan 26 Adegan, Sendratari yang berlangsung di Gedung Pondok Persaudaran, Jl. Industri Raya No. 10A Jakarta Pusat ini, ditampilkan dengan apik oleh 70 an penari dalam balutan tarian Jawa dan musik iringan gamelan. Sementara penulis naskah pagelaran Sendratari Tunggul Wulung, Pdt. Sukodono. Penata tari, Pdt. Barnabas M. Shodiq, S.Pd., S.Th dan Supatmi, S,Pd. Penata iringan, Mas Totok S.Sn.

Babak I - Pencarian dan Perjumpaan Dengan Sang Sumber Hidup Sejati, bersisi 10 adegan; Pada babak ini menggambarkan pencarian Ibrahim Tungul Wulung akan arti hidup sejati dan perjumpaannya dengan Sang Sumber Hidup Sejati melalui pertapaan di Gunung Kelud. Pada babak ini juga dikisahkan tentang perjumpaannya dengan seorang pertapa wanita bernama Endang Sampurnawati (putri bupati Kediri) yang juga mencari arti hidup sejati. Dalam pertapaan, mereka mendapat wangsit tentang Yesus Kristus.

Babak II – Pendadaran dan Pewartaan dengan 4 adegan; Pada babak ini berisi sinopsis pendadaran Tunggul Wulung tentang nama Yesus Kristus oleh guru Coolen di Ngoro (Ngoro, Jombang, Jawa Timur sekarang) selanjutnya Tunggul Wulung dan Endang Sampurnawati menuju Mojowarno. Mereka menerima pendadaran dari Pdt. Jellesma hingga baptisan dan pengutusan mereka.

Babak III – Babad Desa Banyutowo, terdiri dari 11 adegan; Babak ini mengkisahkan pewartaan Injil Ibrahim Tunggul Wulung juga kembali kepada anak buahnya di Ngalapan Juwana. Mereka yang menerima kabar Injil diajak keluar dan dicarikan tempat tinggal baru dengan membabad hutan diujung utara pulau Jawa yang berbatasan langsung dengan laut Jawa. Peristiwa ini dikenal dengan nama BABAD BANYUWOTO.

Foto bersama pengurus PGIW DKI Jakarta dan Panitia Pelaksana Sendratari Ibrahim Tunggul Wulung

“Kepada semua pihak yang telah berperan dalam mensukseskan pagelaran sendratari ini kami ucapkan banyak terima kasih. Pagelaran sendratari ini adalah kerja kita bersama, kerja bersama antara kita di Jakarta dengan rekan-rekan di Banyuwoto, Pati, Jawa Tengah,” terang Ketua Panitia, Pnt. Maksy Polii Landway, dalam Laporan Panitia Penyelenggara Pagelaran Sendratari Ibrahim Tunggul Wulung.

Sementara itu, Ketua PGIW DKI Jakarta menegaskan bahwa Pagelaran Sendratari Ibrahim Tunggul Wulung akan dilanjutkan dengan Pagelaran Sendratari Kiai Sadrach dan Pagelaran Sendratari Injil Menerangi Langit Mojowarno.

“Berbagai pagelaran sendratarai ini akan dimulai di Jakarta, dan kemudian bergerak ke sluruh Tanah Jawa, ke tengah-tengah masyarakat Jawa. Kita berharap, pekabaran Injil dengan menggunakan budaya Jawa ini akan memperkuat gerakan pekabaran Injil di Tanah Jawa, dan kemudian meluas ke seluruh Indonesia," harap Pnt, dr. Merphin Panjaitan, M.Si.

Pada bagian akhir Konferensi Pers, Tri Budi Wibowo, Koordinator Komunitas GITJ menyelipkan pesan sekaligus mengajak kepada mereka yang pernah menjadi bagian dari Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ) untuk bergabung dalam Komunitas GITJ Se-Jabodetabek untuk menjalin tali persaudaraan (CP HP/WA: 085310178888).