Kisah Nyata. Orang Mati Bangkit.
Redaksi 26 Januari 2021Desa Sia, 100% GPdI ada Pencuri Ayam. Desa Sia terletak di kecamatan Passi, Bolang Mongondow, Sulut. Desa ini tenang dan damai. Sangat unik dan spesial karena desa ini 100% penduduknya adalah GPdI. Mari kita memulai kisahnya. Desa ini dihuni oleh penduduk asli Suku Mongondow, dengan keyakinan berbeda. Pada waktu silam datang seorang Hamba Tuhan bernama Pdt. Robert Ratu, ayahanda Pdt. Melk Ratu, Gembala di Jabar. Di desa itu ada yang meninggal. Pendeta yang diurapi Tuhan itu pergi mendoakan orang yang meninggal. Pdt. Ratu, papa dari Pdt. Hanny Ratu, Pendeta di Jabar berdoa dengan kuasa Jesus. Ajaib! Orang mati itu bangkit oleh Kuasa dan Mujizat Tuhan Yesus. Luar biasa, orang itu bangkit dari kematian. Ia hidup. Ajaib Tuhan. Api Pantekosta Heran. Peristiwa Mujizat itu menyadarkan dan membertobatkan orang sekampung. Seluruh rakyat dibabtis dalam air dan menjadi GPdI. Gembala Sidang di desa itu pernah ada menjadi Kepala desa (Sangadi). Inilah satu satunya desa yang 100% GPdI di seluruh dunia. Ada cerita super unik di desa GPdI ini. Suatu saat di kampung ini ada keluarga kehilangan ayam. Ada pencuri ayam. Memalukan. Hal itu membuat geger orang sekampung, karena sangat tidak biasa. Seluruh desa masyarakatnya taat, setia dan rohani. Bagaimana bisa desa Injil Sepenuh ada pencurinya. Orang sekampung jadi tak enak hati, malu kalau nanti terkabar ke kampung tetangga, desa GPdI ada pencurinya. Nanti desa GPdI akan dicemooh dan di olok serta dicela. Keluarga yang kecurian melapor pada Kepala desa. Kepala desa enggan mengurusnya. Ia tak sanggup. Kepala desa berkata, lapor saja pada Gembala. Kata kepala desa, karena Pencuri ayam itu pasti anggota Jemaat. Gembala lebih bijaksana mengurusnya. Katanya. Gembala memohon hikmat Tuhan, bagaimana cara mengurusnya. Pencuri ayam itu tidak diketahui siapa. Kemudian dalam sebuah ibadah pagi, Gembala mulai membuka pembicaraan dengan hati hati. Tentu saja semua berdoa terlebih dulu memohon hikmat dan pertolongan Tuhan. Gembala memulai. Ia menjelaskan dengan singkat bahwa kita semua malu, nama Tuhan juga dipermalukan. Kita ini anak Tuhan. Tak boleh mencuri. Mencuri Ayam itu dosa, harus mengaku. Tuhan Maha Pengampun. Anak Tuhan tak boleh mencuri dan selanjutnya.... Ayo mengakulah, kata Gembala. Tiba tiba, seorang berdiri. Bapak itu dengan jujur mengaku bahwa dialah Pencurinya. Semua kaget, kenapa bisa. Karena bapak itu seorang yang terpandang, kaya dan punya banyak ayam. Ia seorang pelayan Tuhan juga. Semua bingung dan tak percaya. Ada apa ini, mengapa? Gembala juga kaget. Gembala berkata, Bapak punya banyak ayam, terpandang dan pelayan di gereja, kenapa mencuri? Gembala tertunduk malu dan perasaan campur aduk. Bapak itu tak tanggung tanggung dengan enteng menjawab: "Saya memang sengaja mencuri ayamnya. Sayalah Pencurinya. Kenapa? Karena orang itu (yang kecurian) banyak ayamnya tapi dia kikir dan tak mau berkorban. Maka saya ambil (curi) ayamnya dan saya bawah ke Pastori. Itu ayam yang sudah di woku dan dimakan di Pastori." Hahaha... Semua akhirnya tertawa. Ohhh...GPdI. Orang yang kecurian ayam itu akhirnya sadar dan jadi rajin berkorban. Ini kisah lucu yang benar benar terjadi. Kisah nyata. Kisah ini diceritakan Ketua MD Sulut kepada saya 2 hari yang lalu. FDR-LT.