5 Poin Sikap Perluni UAJ Terkait Ketegangan di Jakarta


Bagikan:

Warta Nasrani – Jakarta, Menanggapi ketegangan dan situasi kritis yang terjadi di Jakarta pada 28-29 Agustus 2025, termasuk insiden tragis yang merenggut nyawa Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek daring, setelah dilindas oleh kendaraan taktis Brimob, serta peningkatan demonstrasi yang berujung pada aksi anarkis dan kerusakan fasilitas publik, Perluni UAJ menyampaikan sikap resminya, yang meliputi:

Turut Berbelasungkawa Secara Mendalam

Kami mengungkapkan rasa duka cita yang mendalam atas kepergian Affan Kurniawan. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan dukungan dari berbagai pihak. Kami juga menghargai langkah pemerintah serta kepolisian dalam merespons kejadian ini, termasuk permintaan maaf dari Kapolri dan penahanan sementara tujuh anggota Brimob terkait.

Pemimpin Harus Tunjukkan Empati di Tengah Krisis Ekonomi

Di masa yang penuh tantangan ekonomi ini, di mana rakyat menghadapi berbagai kesulitan, seperti tuntutan untuk meningkatkan tunjangan parlemen dan tingginya biaya hidup, pemimpin seharusnya bertindak sebagai pelindung dan pendengar. Aksi demo yang muncul dari ketidakadilan seharusnya ditanggapi dengan kepekaan, bukan dengan tindakan represif.

Kekerasan Bukan Solusi, Hentikan Segala Bentuk Kekerasan

Perluni UAJ mengecam semua bentuk kekerasan dalam demonstrasi, baik yang dilakukan oleh aparat ataupun para demonstran. Insiden yang berujung fatal, seperti kematian Affan, hanya akan memperburuk luka dan melemahkan ikatan kebangsaan kita. Demonstrasi seharusnya menjadi wadah dialog, bukan alat perusakan.

Waspadai Provokasi Identitas dan Isu SARA

Kami mengingatkan semua pihak untuk menghindari provokasi yang berbasis komunalisme atau SARA yang bisa memperparah keretakan sosial. Narasi yang berkembang, baik di lapangan maupun di media, harus disikapi secara kritis dan disebarluaskan dengan penuh tanggung jawab.

Tanggung Jawab Elit, Harapan Rakyat

Baca Juga  DR. dr. Ampera Matippanna, S.Ked., MH: Mereka adalah Keluarga kita juga

Para pemimpin nasional perlu bertanggung jawab atas kekacauan ini, baik dari sisi eksekutif maupun legislatif. Ini adalah bentuk sikap ksatria dan memberi kesempatan bagi rakyat untuk menikmati kepemimpinan nasional yang lebih kollegial, efektif, serta pro kesejahteraan rakyat, dan mampu menunjukkan kekuatan Bangsa Indonesia dalam dinamika geopolitik global.

Harapan kami:

Aparat segera menyelesaikan proses hukum terhadap pelaku dengan jujur dan terbuka.

Pemimpin bangsa menunjukkan empati secara nyata.

Rakyat tetap menjaga persatuan dan menahan diri dari tindakan merusak.

Semua pihak menolak adu domba berbasis identitas yang bisa melemahkan solidaritas nasional.

Elite bertanggung jawab atas situasi ini agar bisa memenuhi harapan rakyat dan menciptakan suasana tenang serta damai.

Semoga Tuhan selalu memberikan kita hikmat untuk bersikap adil, bijak, dan penuh kasih, di tengah pergolakan ini.